Kamis, 18 November 2010

BALL'S FAMILY

Setelah satu minggu masa orientasi di YHA bersama Deane, Adam, Tom dan temen-temen AIYEP yang lainnya kini tibalah saatnya aku memulai program AIYEP yang berikutnya yaitu Host-Fam. Perasaan sebelum bertemu host-fam benar-benar tidak karuan, satu sisi aku kan bertemu keluarga baru tapi di sisi lain aku harus berpisah sejenak dengan teman-teman AIYEP yang lain *memang lebay sih, tapi perasaan ini benar-benar terjadi*. Dua hari sebelum aku bertemu dengan host-fam ku Adam (assistennya Deane) memberitahukan siapa host-fam ku bagaimana kehidupan mereka dan apa saja yang harus dilakukan selama host-fam nanti. Alhamdulillah aku dapet host-fam yang sangat baik, mereka adalah sepasang suami istri yang tinggal di sebuah pemukiman yang cukup jauh dari kota brisbane, Murrumba Downs adlah tempat dimana tinggal. Mereka adalah Philip Ball (59 tahun) dan Majella Ball (52 tahun), mereka mempunyai dua orang anak; Veronika Ball (30 tahun) dan Jason Ball (25 tahun), Jason anak kedua mereka telah minikah dan mempunyai rumah sendiri sedangkan Veronika masih berstatus single sampai saat ini dan dia beberapa hari sekali menghabiskan waktu di rumah orang tua nya. Philip Ball atau yang biasa aku panggil Dad bekerja sebagai CEO di Harcourts seuah perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan perumahan dan Majella Ball atau Mom adalah seorang pekerja pemerintahan. Yang aku suka dari kelurga ini selain dari kehangatan yang mereka berikan adalah tidak ada hewan peliharaan seperti anjing dan kucing yang notabene dua binatang tersebut adalah binatang-binatang yang cukup membuat aku histeris jika melihatnya, mereka hanya punya seekor marmut kecil yang hidup di dalam kandang dan tidak pernah dilepas keluar kandang; Monty adalah nama binatang tersebut. Sayangnya Dad aku itu alegi sama bawang, baik bawang merah ataupun bawang putih jadi setiap makanan yang mom ku buat itu pasti tidak ada campuran bawang merah atau bawang putih.Untuk Host-fam fase kota ini aku bareng satu rumah dengan Erik Stanley AIYEP delegasi Jawa Timur, kami berdua dapat kamar terpisah; aku punya kamar sendiri begitu pula denga Erik, tapi karena aku taku tidur sendiri *MEMALUKAN* akhirnya aku minta Erik buat tidur sekamar dengan aku satu tempat tidur, awalnya kami takut buat minta ijin karen kami tahu bahwa di Australia laki-laki tidak boleh tidur sekamar dengan laki-laki karena nanti mereka dikira homo namun akhirnya kami bisa menyakinkan Mom dan Dad bahwa kami tidak akan berbuat macam-macam dan hal sperti ini adalah hal yang sangt lumrah di Indonesia.


Hari pertama Host-fam adalah hari dimana kita harus beradaptasi dengan lingkungan Australia yang baru yang begitu nyata kami rasakan, mulai dari bahasa yang benar-benar membuat kami pusing dan hanya bisa tertawa dengerinnya sampai makanan yang setiap pagi disajikan adalah toss (roti bakar) dan cereal.Tidak banyak yang kami lakukan di hari pertama, kami hanya mencoba untukmengenal lebih dalam satu sama lain, Mom dan Dad mengenalkan kepada kami anggota keluarga mereka yang lain walaupun hanya lewat foto kemudian mereka memberitahukan kepada kami cara menggunakan mesin cuci, cara mengeringkan pakaian, cara menggunakan shower di kamar mandi dan beberapa hal sederhana yang kami belum tahu, di hari pertama pula Dad mengajari kami cara berenang yang baik; kemampuan berenang Dad cukup bagus, dia bisa bolak-balik berenang dengan sekali menghirup udara sedangkan kami harus berkali-kali berhenti hanya untuk bernapas. Hari kedua dan seterusnya bisa di bilang aktifitas kami sama, bangun di pagi hari sekitar jam 6 terus siap-siap ke tempat magang di kota yang berjarak 40 menit menggunakan kereta sebelumnya kita harus nunggu bus yang datang pukul 07.11 waktu Brisbane, tak lupa Mom selalu membekali kami dengan sandwich dan buah sebagai bekal makan siang kami.


Waktu efektif kami untuk berkomunikasi dan sharing adalah saat dinner atau makan malam, dimana saat dinner adalah saat-saat dimana kami bisa berbagi kisah tentang apa saja yang sudah terjadi selama seharian penuh, Mom selalu memasakkan kami berbagai macam makanan dan selalu berbeda setiap malam; mulai dari BBQ, sosis panggang sampai mie instant pernah Mom buat untuk kami, kami merasa sangat di sayangai oleh keluarga Ball, bagaimana tidak di tengah aktifitas mereka yang segudang mereka masih sempat membuatkan makan malam untuk kami. Kami banyak bertukar pikiran di waktu dinner, bertanya banyak hal dan berbagi informasi tentang indonesia dengan segala keaneka ragamannya. Tak jarang Mom dan Dad bertanya pada kami tentang hal-hal sepele tapi membutuhkan jawaban yang cukup diplomatis misalnya di suatu dinner dad bertanya "Kenapa anak muda sekarang senang sekali bermain FB atau berbagai macam jejaring sosial lainnya???", hal-hal seperti ini yang membuat kita terkadang tersentak tapi untungnya ketika kami kesulitan menjawab mom selalu ada untuk membantu kita.


Ada beberapa ketimpangan budaya yang terjadi selama Host-fam bersama keluarga Ball, dari hal-hal kecil saja seperti; cara nge-flash setelah kita pipis atau buang air besar ternyata tidak boleh ditekan terlalu sering tombol flashnya karena akan menghabiskan banyak air, kemudian Dad memberitahu kalo mau nge-flash tunggu flash yang pertama selesai dan tidak terdengar bunyi lagi berarti itu kita boleh nge-flash lagi dan begitu seterusnya. Mom dan Dad bukanlah manusia sempurna, mereka juga manusia biasa yang bisa marah; ada satu kejadian yang benar-benar membuat mereka marah yaitu saat dimana kami pulang terlalu malam dan mereka harus menjemput kami di stasiun kereta, sebelumnya kami sering pulang malam tapi tidak selarut malam itu, kami tiba di rumah pukul 23.20, Mom dan Dad bilang kepada kami bahwa ini ada;ah kali terakhir mereka menjemput kami, mereka menganggap pulang terlalu malam tidak baik untk kami dan untuk mereka karena itu adalah saat-saat diamana mereka harus tidur untuk melepas lelah setelah seharian bekerja.


Namun dapat dikatakan kami sangat menikmati host-fam bersama keluarga Ball karena kami merasakan perbedaan yang nyata terhadap apa yang ada di benak kami tentang orang-orang Australia, dibalik sikap mereka yang individualis mereka juga memiliki rasa kasih sayang yang begitu dalam terhadap sesamanya, kami yang notabene adalah pendatang baru di Australia merasa sangat di hargai dan benar-benar di kasihi oleh orang-orang Australia, bagaimana tidak? ketika kami akan berangkat ke kantor Mom dan Dad selalu sudah bangun hanya untuk menyaksikan kami berdua benar-benar berangkat ke kantor tepat pada waktunya. I'LL CHERISH ALL OF THESE MEMORIES BALL FAMILY... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar